Wajib sokong Morsi - Dr Yusuf al-Qaradawi HOME

Tuesday, March 27, 2012

Menyesallah Sebelum Menyesal


Imam Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Anas bin Malik sabda Rasulullah s.a.w, “Apabila seseorang diletakkan di kuburnya, dan para pengantarnya telah kembali, sehingga ia mendengar suara langkah mereka, pada saat itu dua orang malaikat datang dan mendudukkannya."

Keduanya lalu bertanya:
“Bagaimana pendapatmu tentang laki-laki ini?”
Maksudnya: Muhammad s.a.w. Jika ia seorang mukmin, ia akan menjawab dengan tegas, “Aku bersaksi bahawa ia adalah hamba Allah dan rasul-Nya.”

Kedua malaikat ini lalu berkata, “Lihatlah tempatmu di neraka. Allah telah menggantikannya dengan tempat di syurga.”

Adapun jika ia seorang munafik atau kafir, maka ketika malaikat itu bertanya:
“Apa pendapatmu tentang laki-laki ini?” ia menjawab, “Aku tak tahu. Aku hanya mengikuti apa yang diucapkan manusia tentangnya.” Keduanya lalu membentak dengan kasar, “Engkau tak tahu dan tak membaca !” Ia lalu dipukul dengan godaman dari besi di (bahagian kepala) antara kedua telinganya. Dia memekik dan suaranya didengar semua makhluk selain jin dan manusia.”

Hadis ini berisi beberapa pengajaran penting yang mesti kita perhatikan untuk menyelamatkan diri kita dari azab kubur. Salah satunya kewajiban mempelajari agama, terutama yang berkaitan dengan akidah, sehingga mencapai keyakinan dan persaksian sepenuh hati (syahadah) atas kerasulan Muhammad Saw. Mengabaikan hal ini hanya akan mengundang hardikan Munkar dan Nakir, “Engkau tak tahu dan tak membaca!”

Beberapa ulama hadis, antaranya Imam Badruddin Al-‘Aini dalam Umdatul Qari fi Syarh Sahih Al-Bukhari, mentafsirkan ucapan itu dengan “engkau tidak pernah meyakininya dengan istidlal (pemikiran sendiri), tidak pula (meyakininya dengan) mengikuti penjelasan ulama melalui buku-buku mereka.” Sehingga secara bebas, kita boleh menterjemahkan ucapan ini, “Engkau tidak tahu dan tidak pernah ingin tahu.”

Singkatnya, ucapan ini sebuah celaan atas orang-orang yang tidak pernah mengindahkan akidah dan syariah sebagaimana perilaku sebahagian orang moden di masa kini. Bagi mereka, kulit wajah jauh lebih penting daripada agama. Jika satu jerawat saja tumbuh di hidung mereka, atau kerepot terlihat di bawah mata mereka, terasa dunia ini telah kiamat.

Apa pun mereka akan dilakukan untuk menghilangkan jerawat dan kerepot itu. Namun ketika akidahnya tercabar, keimanannya dipersoalkan, ia masih dapat makan dan minum dengan nikmat seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa. La haula wala quwata illa billah.

Menyesallah Sebelum Menyesal

Jawapan sempurna untuk soalan Munkar dan Nakir hanya dapat dilakukan dari sekarang. Iaitu dengan cara menyedari kekurangan yang terdapat di dalam sikap keberagamaan kita, lalu berusaha menyempurnakannya dengan sekuat tenaga. Mulailah menyesali kekurangan diri selagi penyesalan ini masih bermanfaat. Sebab apabila kita telah berpindah ke alam kubur, penyesalan sebesar apa pun sudah tidak bermanfaat lagi.

Imam Al-Tirmidzi meriwayatkan dari Abu Hurairah bahawa Rasulullah s.a.w. bersabda, “Setiap yang meninggal dunia pasti menyesal. Jika dia orang baik, dia menyesal kerana tidak menambahkan kebaikannya. Jika dia orang jahat, dia menyesal karena tidak berhenti daripada kejahatannya.”

0 comments: